Kamis, 04 Juni 2015

Media Makin Clutter, Gunakan Tiga Strategi Marketing Non Tradisional.

Tidak peduli apapun jenis bisnis yang Anda miliki, Anda perlu lebih banyak pelanggan, klien, hingga pengunjung situs, untuk mau melihat benefit apa yang brand Anda tawarkan. Sejatinya, pemasaran adalah upaya apa yang Anda lakukan untuk menghasilkan semacam perhatian calon target market Anda. Sangat mudah memang menghabiskan anggaran belanja marketing untuk biaya iklan berbayar per-klik-nya, kampanye PR, iklan cetak, dan berbagai taktik lainnya.
Sayangnya, menurut Shawn Porat seperti yang dikutip dari situs Theglobeandmail, anggaran yang besar itu belum tentu berdampak besar bagi brand. Lantaran, Anda berada di posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan pesaing Anda, yang notabene memiliki pamor yang lebih besar dan lebih terkenal.
Lantas, bagaimana agar usaha kecil sekaligus langkah awal marketers dapat mengatasi tantangan seperti itu? Dijawab Shawn, salah satu alternatif yang dapat dilakukan marketers adalah untuk fokus pada strategi marketing yang non tradisional. Namun demikian, tidak berarti marketers harus meninggalkan metode tradisional. Terutama, jika Anda telah menemukan cara pemasaran yang tepat untuk membuat brand Anda berhasil. “Tapi, saya yakin, marketers akan sering mendapatkan ROI (Return of Investment) jauh lebih baik dengan menggunakan metode pemasaran yang tak terduga,” yakin Shawn.
Berikut tiga strategi non tradisional yang dapat marketers manfaatkan untuk menggenjot kinerja bisnis brand Anda, di tengah media komunikasi yang sangat clutter.
1. Pilihlah “Panggung” yang Sepi Kompetisi
Bila Anda terlibat dalam setiap jenis iklan tradisional, maka Anda akan selalu memiliki banyak kompetisi. Misalnya, jika Anda beriklan di Google AdWords, maka perusahaan besar yang telah dikenal tentu sudah melakukan hal yang sama untuk mengungguli saingan mereka yang lebih kecil. Situasi yang sama terjadi juga di iklan cetak, iklan banner, iklan TV, dan jenis pemasaran konvensional lainnya. Namun, ketika marketers sanggup mencoba sesuatu yang sama sekali berbeda, maka Anda telah berhasil menghindari kompetisi yang sengit.
Contoh metode pemasaran non konvensional yang dapat digunakan adalah dengan gerilya marketing atau flash mob di stasiun kereta api yang ramai dan penuh kesibukan. Antara lain, dengan menarik perhatian pengunjung stasiun kereta api lewat kostum aneh atau unik—yang mengimplementasikan brand Anda—sambil membagikan sampel gratis dari produk Anda.
Sejatinya, ketika Anda melakukan hal yang berbeda seperti itu, Anda berpeluang memiliki kemampuan untuk menangkap perhatian target market dengan cara yang tak terduga. Anda juga memiliki durasi engagement yang jauh lebih tinggi, karena Anda tidak memiliki kompetisi. Bandingkan dengan halaman web atau halaman yang dicetak, di mana pemirsa terus-menerus dibombardir dengan banyak iklan. Pendeknya, daripada bersaing di panggung ramai, maka lebih baik Anda memilih panggung yang sepi dimana Anda dapat mengatur panggung Anda sendiri.
2. Carilah Platform yang Tidak Biasa
Salah satu keterbatasan utama dari iklan tradisional adalah bahwa pembaca, pendengar, dan pemirsa sama-sama memilih untuk melewatkan iklan. Misalnya, iklan pop-up yang inovatif untuk waktu yang singkat sekalipun, kebanyakan orang secara otomatis memilih menutup pop-up Ad itu, bahkan tanpa melirik sedikitpun. Situs-situs lain, bahkan telah mencoba dan memaksa orang untuk membaca atau menonton iklan saat audience mengakses konten mereka. Sayangnya, hal itu justru lebih mengganggu pelanggan potensial Anda daripada membuat mereka menerima tawaran Anda. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan metode konvensional untuk mengatasi masalah itu.
Salah satu cara non konvensional yang dapat dimanfaatkan adalah dengan menggunakan atraksi di billboard 3D (tiga dimensi), seni jalanan, atau menggunakan hologram atau siluet dalam beriklan. Barangkali metode seperti itu akan menjadi hal yang biasa di masa depan. Namun, untuk saat ini, hal itu akan mampu mendulang perhatian.
3. Brand Harus Sanggup “Bercerita”
Beberapa iklan yang paling efektif tidak hanya berbicara tentang fitur perusahaan atau bahkan manfaat produk. Tetapi, iklan yang efektif adalah yang mampu menceritakan sebuah cerita yang menarik. Contohnya, iklan yang sangat populer “Lost Dog” Budweiser yang ditampilkan pada “The 2015 Super Bowl”. Iklan itu tidak langsung mengarah pada cerita produk. Sebaliknya, iklan itu mampu menarik perhatian orang karena menyajikan kisah pedih dari seorang pria yang mencari anjingnya.
Sejatinya, mendongeng merupakan metode pemasaran yang baik untuk menerobos hambatan konsumen yang terbiasa menghindari iklan. Tidak ada yang pernah lelah dalam menyimak cerita yang menarik. Oleh karena itu, jika Anda dapat memasukkan merek Anda atau pesan dalam alur cerita yang menarik, maka Anda akan memiliki perhatian penuh dari audiens Anda. Sebuah iklan TV atau video dapat menyajikan cerita brand yang menarik lewat gambar, music, atau seni pertunjukan.
Perlu diingat, kreatif bukan berarti setiap aspek dari kampanye brand Anda harus unik. Anda masih tetap dapat menggunakan platform yang akrab di konsumen, namun dengan cara baru. Artinya, Anda dapat memberikan pesan yang cukup konvensional, namun dengan cara baru.

Source : Majalah Mix Marketing

Tidak ada komentar: