Selasa, 31 Maret 2009

Cikidang Hunting Resort





















Berjalannya waktu ternyata tak bisa menghapus kenangan- kenangan indah dalam hidup. Kerinduan akan suasana dimana kita berkumpul bersama dengan teman-teman, seringkali selalu muncul dan membayangi perjalanan hidup kita sepanjang masa.
Menggunakan Rest Area Sentul sebagai tempat berkumpul, tepat jam 23.00 rombongan 8 mobil jip retro, serta sekitar 20 orang crew yaitu: Nuris Sarni, Hanny Kuncoro Hendarso, Prasetyo Tri Atmojo, Bayu Hendarso, Paul, Aldi, Yudio, Toni Abrianto, Anda Rukanda, Tami, Kasino, Teguh, dll. ini mulai bergerak menuju cikidang. Suasana yang dingin sehabis hujan lebat sekitar 4 jam tidak menyurutkan rombongan tetap berangkat menuju lokasi offroad.
Situasi lalulintas sepanjang Ciawi menuju Cikidang menjelang libur panjang ternyata membuat lambat perjalanan. Padatnya kendaraan yang di dominasi oleh truk-truk besar pengangkut barang, membuat rombongan terpecah-pecah. Tetapi memasuki daerah Cibadak, rombongan kembali terkumpul.
Sekitar pukul 1.00 dinihari, rombongan mulai memasuki jalan menuju Cikidang. Suara gesekan ban-ban offroad seperti Simex, Bridgesttone MT, Extra Grip, Kumho Adventure di aspal jalan, memecah keheningan malam di cikidang, membuat pikiran menerawang., mengingat kembali pengalaman yang telah dilalui bersama kawan.
Kabut tebal menyambut rombongan, saat memasuki mendekati Cikidang Resort , membuat suasana semakin dingin mencekam. Tetapi sekali lagi, tidak menyurutkan tekad untuk tetap melahap track yang menantang di lokasi ini.
Secangkir kopi hangat yang disuguhkan pengelola cikidang resort memecah kebekuan malam. Badan yang lelah setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Jakarta langsung sirna melihat suasana yang alami dan menyegarkan.
Tanpa berlama-lama istirahat, tepat jam 1.30, rombongan mulai bergerak menuju lokasi offroad. Dipandu olah Iwan yang merupakan pentolan dari SOCA community, rombongan perlahan bergerak melewati lahan perkebunan kelapa sawit.
Kira-kira 3 kilometer dari cikidang resort, rombongan berbelok kiri, mulai memasuki jalan berbatu yang di penuhi oleh semak belukar. Hujan yang sebelumnya turun dilokasi ini ternyata membuat track sangat licin, memasuki jalan inipun setelan freelock sudah harus dirubah dari 4×2 manjadi 4×4. Mulailah offroad sesungguhnya dimulai.
Track offroad di daerah ini ternyata memiliki banyak variasi mulai dari kelas light offroad sampai dengan heavy offroad., mulai dari tanah merah yang lembek, jalan berbatu yang sangat licin, beberapa tanjakan dengan kemiringin yang lumayan ekstrim serta sempitnya track mulai menyulitkan beberapa kendaraan. Seperti Daihatsu Taft Diesel 1981, yang ternyata salah dalam memilih ban, kendaraan ini sempat “joget” di tempat karena ban tidak bisa menggigit jalan dengan baik
Toyota Landcruiser FJ40 yang terkenal “badak” pun “terkulai “ di cekungan “V” karena gardan depan menancap di gundukan tanah merah.
Akhirnya kegembiraan bermain-main dengan lumpur ini sudah harus berakhir. Tak terasa matahari telah muncuk di ufuk timur, dengan kelelahan yang luar biasa, rombongan bergerak kembali pulang ke resort, untuk menyantap sepiring nasi goreng plus telor matasapi serta segelas teh hangat yang ternyata telah menanti.
Sebagian langsung tertidur pulas di barak yg tersedia, sebagian lagi nekad meneruskan perjalanan pulang , karena ada acara lain yang tidak dapat di tunda.
di copy dari tulisan Abrianto ( www.mobilretro.com )

Senin, 12 Januari 2009



Cool juga yah, he he sayang terlalu jauh dari jangkauan, hanya bisa bermimpi dulu kali ya, he he he