Rabu, 24 April 2013

Siapa yang tidak kenal kartu kredit? Kebanyakan orang, terutama di kota besar di Indonesia, menggunakan kartu ini. Bahkan ada yang memiliki 4 sampai 5 kartu. Rekornya, pada salah satu acara di Surabaya, saya pernah bertemu peserta yang menunjukkan bahwa dia memiliki 23 kartu kredit. Tak ada yang salah dengan itu. Selama Anda menggunakannya dengan bijak, kartu kredit bisa menjadi sangat berguna.

Saya mencintai kartu kredit, namun ada kalanya saya bisa kesal dengan produk yang satu ini. Apalagi jika mendengar cerita dari klien atau orang di sekitar saya tentang bagaimana mereka memiliki utang kartu kredit berkepanjangan. Well, been there, done that. In my darkest moment around 3 years ago. Uang bonus tahunan saya pernah numpang lewat karena harus melunasi utang kartu kredit.

Saya tidak terlalu suka belanja. Utang itu menumpuk lebih karena ketidakpedulian saya. Saya sering lupa mengajukan klaim untuk perjalanan dinas, menjamu klien, dan tagihan telepon seluler kantor. Saya juga meremehkan jumlah bunga yang harus dibayar akibat adanya tagihan mengendap tersebut hingga akhirnya membengkak. Tak satu pun dari teman saya waktu itu yang mengerti cara kerja kartu kredit dan hampir semua orang yang saya kenal punya tagihan mengendap.

Saya tersadarkan ketika mulai mengenal perencanaan keuangan dan belajar mengenai investasi. Waktu itu bunga kartu kredit yang paling sering saya gunakan adalah 3% per bulan, maka setahun sebesar 36%. Dan saya PASTI kena bunga ini selama masih mempunyai tagihan mengendap.

Nah, ketika berinvestasi, saya menggunakan asumsi imbal hasil produk investasi, dan  yang paling tinggi (agresif) yaitu 25% per tahun. Karena ini asumsi, maka tercapai atau tidaknya, tergantung pada banyak sekali faktor seperti kondisi pasar saham, keandalan manajer investasi dari produk yang digunakan, makro ekonomi Indonesia secara keseluruhan, dan tentunya doa.

Namun bank penerbit kartu kredit akan tetap mengenakan bunga dan biaya lainnya walaupun saya berdoa dan memohon dengan rajin agar mereka berbaik hati melupakan tagihan saya. Sehingga, tidak ada gunanya berinvestasi bila ternyata ada kebocoran sangat besar dalam keuangan saya yaitu beban bunga kartu kredit ini.

Hingga saat ini, saya masih memiliki 3 kartu kredit. Dan berikut adalah beberapa alasan kenapa saya masih memakainya:

1. Saya tidak harus membawa uang tunai dalam jumlah besar ke mana-mana walaupun harus melakukan transaksi misalnya membeli barang elektronik atau gadget terbaru.

2. Saya bisa mendapatkan free upsize di kedai kopi langganan yang belakangan mulai terasa seperti kantor kedua.

3. Karena saya adalah karyawan yang hanya punya waktu luang pada akhir minggu, maka dapat hemat tiket nonton dengan program buy one get one free.

4. Kartu kredit bisa berfungsi sebagai alat tracking yang dapat diandalkan karena semua tagihan (listrik, telepon, televisi berlangganan), internet, telepon seluler dan belanja bulanan saya tercantum dengan jelas dalam lembar tagihan.

5. Ketika berbelanja online, kartu kredit adalah metode pembayaran yang paling efektif.

6. Penggunaan kartu kredit yang bijaksana  nantinya dapat membantu saya mengajukan kredit jangka panjang seperti KPR atau KPA.
Namun seperti saya bilang, it’s a love-hate relationships, dan ini alasan saya tak suka kartu kredit:
1. Kartu kredit saya selalu membebankan biaya tahunan dan baru setuju untuk menghilangkan biaya ini kalau saya mengancam akan menutup kartu atau setuju untuk berbelanja dengan jumlah tertentu pada periode tertentu.

2. Barisan petugas call centre dengan kecepatan komunikasi ratusan kata per menit sehingga susah sekali untuk menghentikan mereka berbicara tentang pinjaman tambahan, asuransi atau tawaran lainnya.

3. Perusahaan penerbit kartu kredit sering sekali mengubah syarat dan ketentuan dan tidak pernah memastikan saya mengetahui atau mengerti perubahan tersebut. Mereka kreatif sekali melakukan inovasi produk, bundling dengan maskapai penerbangan tertentu untuk mendapatkan tiket murah, berbagai tawaran potongan harga di restoran atau merchant favorit, sehingga membutuhkan tekad ekstra keras buat saya untuk menghindari perangkap halus ini.

4. Perhitungan bunganya begitu rumit. Tidak banyak yang mengetahui bahwa bunga kartu kredit dikenakan secara harian, dan selama Anda masih punya tagihan mengendap, selama itu pula seluruh transaksi akan diikutkan dalam perhitungan bunga. Termasuk transaksi yang Anda lakukan tahun lalu.

5. Saya tidak pernah berhasil mendapatkan barang yang saya inginkan ketika melihat katalog poin rewards mereka.

6. Walaupun saya sudah menjadi nasabah mereka selama lebih dari lima tahun dan tidak pernah lupa membayar tagihan, perusahaan kartu kredit tidak pernah absen mengirimkan tagihan atau menghubungi dengan berita bahwa mereka menghapus semua utang pada bulan itu.

That’s my story. So, how’s your relationship with your credit cards?

Source : 
Yasmeen Danu
Independent Financial Planner

Suhu badan anak naik ? Jangan Panik

Demam memang bukan jenis penyakit.
Demam merupakan pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan tubuh. Oleh karena itu saat demam datang sebaiknya jangan diabaikan.
Dengan mengenali jenis demam dan gejala yang menyertai, Anda bisa mengambil langkah tepat untuk mengatasinya. Terutama jika demam tersebut meyerang anak-anak Anda.
Dr Maretha Sukma Wardani, SpA, dari RS Royal Surabaya mengatakan, suhu normal tubuh adalah 36,5 – 37,5 derajat celcius. Jika berada di atas angka tersebut berate sudah dikategorikan demam.
Ada dua kategori peningkatan suhu tubuh yaitu, sub febris (37,5-38 derajat celcius) dan panas jika di atas 38 derajat. Mengenai peningkatan suhu tubuh, Alumnus FK Unairtersebut menegaskan pentingnya thermometer. Ukur suhu tubuh dengan thermometer agar lebih pasti, jangan mengandalkan telapak tangan.
Jika memang ternyata suhu tubuh anak lebih tinggi dari biasanya, ibu jangan langsung panik. Runut kembali kondisi sebelumnya, dan bila perlu tanyakan kondisi tersebut pada si kecil. “Bisa jadi karena anak banyak gerak tetapi kurang minum, itu yang paling sederhana.” Ujarnya, seperti dikutip forher.
Jika terindikasi seperti itu, ibu cukup memberinya air minum dan mengajak anak beristirahat sambil terus dipantau perkembangannya. Jika suhu kembali normal dalam waktu 6 jam, ibu boleh tenang. Tetapi jika suhu masih atau semakin meningkat, barulah perlu perhatian khusus.
Langkah awal adalah dengan mengompres anakdengan menggunakan air biasa atau hangat, jangan menggunakan air es. Jika suhu tubuh tidka lebih dari 38 derajat C, belum perlu memberikan obat penurun panas.
Menurut Maretha, salah satu penyebab munculnya demam adalah daya tahan tubuh yang aktif. Bisa saja itu terjadi lantaran ada kuman yagn masuk ke dalam tubuh. Demam adalah metabolisme tubuh ketika sel-sel leukosit meningkat untuk melawan kuman tersebut. Memberikan minum dan kompres saja bisa memberikan terapi supaya daya tahan tubuh anak terlatih.
Pada bayi, salah satu solusinya adalah memberinya ASI. Cara lain adalah menanggalkan pakaian bayi, lalu ibu memeluknya. Cara ini bisa mentransfer suhu tubuh bayi pada ibu dan begitu pula sebaliknya sehingga bisa menetralkan suhu tubuh.
Satu hal yang tidak boleh Anda abaikan adalah, tetap memandikan atau setidaknya menyeka dengan waslap dan air. Bisa menggunakan air biasa atau hangat, karena mandi sama halnya dengan kompres.
Jika cara di atas tidak juga menurunkan suhu tubuh anak, baru obat penurun panas diberikan. Jika demam terjadi 2×24 jam, periksa ke dokter adalah solusi yang tepat. Pada anak obesitas perlu pemeriksaan suhu tubuh lebih sering, karena lapisan lemak tubuhnya lebih tebal sehingga seringkali membuat kenaikan suhu tidak terdeteksi.
So, sekarang Anda tidak perlu buru-buru panik jika anak Anda demam. Menyikapinya dengan penuh ketenangan akan membantu Anda berpikir lebih mudah untuk mengatasi demam pada anak.

Source : Detik Health

Minggu, 21 April 2013

Organ-organ yang 'Dirusak' oleh Diabetes

Diabetes paling sering ditakuti karena terkait dengan kerusakan laten beberapa organ tubuh. Selain menaikkan kadar gula darah, yang menyebabkan kelelahan dan gejala kronis, diabetes juga dapat merusak organ-organ penting.

Dalam kasus-kasus tertentu, kerusakan organ yang berhubungan dengan diabetes mungkin tak bisa disembuhkan, yang akhirnya membutuhkan transplantasi dan sistem pendukung buatan untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu, penderita diabetes disarankan melakukan pemantauan dan pengawasan untuk deteksi dini kerusakan yang mungkin terjadi.

Berikut beberapa organ utama yang rusak karena diabetes, seperti dilansir Onlymyhealth, Minggu (21/4/2013):

1. Jantung

Peningkatan kadar gula darah benar-benar dapat merusak pembuluh darah yang mengangkut darah ke dan dari jantung. Oleh karena itu, suplai darah yang diterima jantung akan berkurang dan akan mulai menghadapi masalah.

Pasokan darah yang tidak memadai akan memaksa jantung bekerja terlalu keras, sehingga menyebabkan nyeri dada, sesak napas dan irama jantung yang tidak teratur. Dalam kasus ekstrem, ini dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular seperti stroke dan penyumbatan.

2. Ginjal

Pembuluh darah yang rusak karena kadar gula darah tinggi akan menyulitkan ginjal untuk mengeluarkan produk sisa dari darah. Dalam kasus ekstrem, limbah ini menyebabkan ginjal gagal. Oleh karena itu, Anda mungkin harus melakukan transplantasi ginjal atau dialisis (cuci darah) untuk mempertahankan hidup.

3. Mata

Diabetes bisa menyebabkan masalah berat di mata, sehingga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan. Hal ini juga membuat mata lebih rentan terhadap penyakit seperti glaukoma dan katarak.

4. Kaki

Diabetes juga dikenal menyebabkan kerusakan saraf, terutama di kaki. Hal ini dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di kaki. Ketika Anda kehilangan sensasi, luka ringan tidak diketahui dan akhirnya berkembang menjadi infeksi serius.

Oleh karena itu, penderita diabetes disarankan untuk mencuci kakinya secara teratur dan melakukan perawatan kaki.

5. Organ seksual

Pada pria, diabetes berkepanjangan sering dikaitkan dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Oleh karena itu, kehidupan seksual mungkin akan menjadi masalah bagi pria diabetes.

Source : Detik Health

Jumat, 19 April 2013

Tips menghadapai konflik dengan client



Jakarta - Menghadapi masalah dengan klien memang bukanlah hal yang mudah. Terkadang banyak klien yang sikapnya tak menyenangkan sehingga menyulitkan Anda. Oleh karena itu, agar bisa menghadapi konflik dengan klien secara profesional, sebaiknya simak trik jitunya di sini, seperti dirangkum dari Career Builder.

1. Tenang
Berusahalah untuk menghadapi dengan tenang. Tarik napas dalam-dalam dan buanglah secara perlahan. Cara ini dapat menghindari Anda agar tak emosi. Sebab, menunjukkan kemarahan atau berbicara dengan nada suara yang tinggi kepada klien hanya akan membuat Anda terlihat tidak mampu mengontrol diri sendiri.

2. Akui Kesalahan
Apabila memang Anda yang salah, maka akuilah kesalahan Anda. Jangan mencoba untuk menghindari atau bahkan menyalahkan klien. Dengan mengakui kesalahan maka bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menghentikan konflik.

3. Biarkan Klien Berbicara
Jika klien memang merasa kecewa, biarkanlah mereka mengutarakannya kepada Anda. Dengarkanlah apa yang mereka bicarakan dengan baik. Usahakan untuk tidak memotong pembicaraannya. Dengan menjadi seorang pendengar yang baik, itu sudah menunjukkan bahwa Anda peduli dan ingin menghadapi masalah tersebut agar cepat terselesaikan.

4. Gunakan Kalimat Positif
Ketika Anda berbicara dnegan klien saat ingin menyelesaikan masalah, berusahalah untuk menggunakan kalimat positif. Misalnya saja, akan lebih bila Anda mengatakan 'baik, saya akan mendengarkan keluhan Anda', ketimbang dengan 'jangan marah'.

5. Cari Solusi
Daripada masalah berlarut-larut, lebih baik mencari solusi. Berikan beberapa alternatif solusi dan cobalah mencari jalan tengah yang tidak merugikan semua pihak.

Source : Detik.Com

Senin, 15 April 2013

Cara tepat menutup Kartu Kredit

Menutup satu kartu kredit bisa mengurangi keterangantungan akan berutang, terutama bagi Anda yang punya lebih dari satu kartu kredit. Banyak alasan orang menutup kartu kredit, mulai dari tidak pernah digunakan, sudah terlalu banyak berutang, atau mencoba mengurangi kebiasan buruk berbelanja.

Beberapa tips di bawah ini, dikutip dari financialedge, Senin (4/3/2013), bisa membantu Anda dalam proses menutup sebuah akun kartu kredit tanpa harus repot dan mendapatkan banyak kejutan yang tak mengenakkan di kemudian hari.

1. Lunasi seluruh tagihan

Jika dalam tagihan Anda masih ada utang, maka kartu kredit tidak bisa ditutup. Makanya, terlebih dahulu Anda harus melunasi tagihan tersebut. Anda bisa membayar tagihan ini dengan cara yang biasa, membayar dengan tunai. Jika ternyata belum mampu melunasi seluruhnya, Anda bisa mengalihkan utangnya ke kartu kredit yang lain, cari yang bunganya paling rendah.

Tapi harus diperhatikan bahwa pemindahan tagihan seperti ini dikenakan biaya, umumnya sekitar 1-5% dari total tagihan yang akan dialihkan.

2. Baca ketentuan dengan baik

Anda harus membaca ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam menutup sebuah kartu kredit, perhatikan jika ada beberapa denda yang harus Anda bayar. Jika umur kartu kredit anda masih muda, biasanya ada denda untuk penutupan dalam waktu singkat.

3. Kumpulkan semua bonus

Secara teknis, semua bonus yang Anda dapat (seperti poin, cashback, dan lain-lain) masih milik anda, bahkan setelah kartu kredit tersebut ditutup. Tapi ada baiknya jika Anda kumpulkan bonus-bonus tersebut sebelum menutup kartu kreditnya. Jika bonus yang Anda dapat belum dapat diambil untuk jangka waktu tertentu, tentukan pilihan, apakah lebih baik menunggu atua tidak usah. Jika bonusnya hanya bernilai Rp 500.000 tapi tagihan bulan selanjutnya beserta bunga mencapai Rp 1 juta, lebih baik tutup sekarang juga.

4. Batalkan seluruh pembayaran otomatis

Sebelum menutup kartu kredit, pastikan seluruh pembayaran otomatis terhadap kartu tersebut telah ditutup atau dialihkan. Jika sampai lupa maka Anda bisa repot sendiri. Bisa jadi pembayaran otomatis itu putus di tengah jalan sehingga Anda dianggap menunggak.

5. Telepon, Minta Tutup Kartu, Tentukan Tanggal

Beda bank biasanya beda prosedur menutup kartu kredit, bahkan jalur telepon bagian costumer service-nya pun berbeda. Siapkan diri Anda untuk berbicara dengan karyawan yang akan membujuk anda untuk tidak menutup kartu kredit tersebut. Jawab saja dengan singkat, "Tidak terima kasih, saya hanya ingin menutup kartu kredit."

Tanyakan tanggal efektif penutupan kartu kredit anda, pastikan apakah masih ada sisa kewajiban yang harus Anda sampai pada masa tidak berlakunya kartu tersebut. Jangan beranggapan setelah menelepon, kartu tersebut sudah tidak berlaku.

6. Minta konfirmasi tertulis

Setelah selesai dengan urusan dengan costumer service bagian penutupan kartu kredit, Anda bisa meminta konfirmasi tertulis dari pihak bank yang membenarkan bahwa kartu Anda sudah tidak berlaku lagi. Pastikan Anda menyimpan surat keterangan ini dengan baik. Jika tiba-tiba masih ada tagihan baru di bulan berikutnya, Anda punya bukti yang menunjukkan kartu tersebut sudah tidak berlaku, berarti kesalahan bukan pada diri Anda.

Kesimpulan: Sebaiknya anda tetap meminta laporan kartu kredit yang telah anda tutup dalam beberapa pekan ke depan, terutama jika anda menutup lebih dari satu kartu, hanya untuk memastikan semuanya sudah tuntas tanpa kurang sesuatu apapun. Jika ada sesuatu yang salah, maka bisa segera ditangani tanpa harus menunggu lama.

Source : Detik Finance