Selasa, 21 Februari 2012

Mengapa Ducati mahal ?

saya setuju dgn pendapat bahwa DUCATI lbh mahal. Harga itu tdk hanya di jepang dan Indonesia, tp juga di dunia. Tdk hanya harga motornya yg mahal, juga perawatan, harga suku cadang, dan berdasarkan pengetahuan saya, lbh rewel ketimbang motor jepang (paling anti gk dipake lebih dr 1 bulan), dan sorry to say sebetulnya power dr engine ducati masih kalah sm motor2 jepang sekelas.

1. Kenapa harga motornya mahal?
Itu strategy marketing. Customer ducati adalah orang2 yang tidak mencari performa vs value for money, mereka adalah orang2 yang loyal dgn brand dan mencari sesuatu yg tidak bisa dibeli dgn apapun, yaitu "kebanggaan". Membeli ducati ibarat impian masa kecil yang menjadi nyata, karena sejak zaman dinosaurus, he3, ducati sudah menanamkan DNA eksklusifitas pada motornya. Justru klo ducati menurunkan harganya, menurut pandangan saya, justru akan menghilangkan loyalitas dr ducati lover yang sudah bertahun2 memakainya. Saya pernah ikut kuliah mengenai, international marketing strategy, dan sy liat bahwa itu adalah kecenderungan hampir semua brand italia. Tidak percaya? Di fashion ada GUCCI, ARMANI, PRADA, VERSACE, dll. Di mobil udh tau semua ada FERRARI, LAMBORGHINI, BUGATTI, bahkan FIAT pun boleh dibilang kejar segmen sedikit di atas kompetitor. Jadi sudah jelas bahwa ke-eksklusifitas-an dr ducati adalah tabiat dr negara asalnya. Hal yang ssebaliknya terjadi juga di Jepang, hampir semua brand jepang lbh mengejar ke VOLUME penjualan ketimbang price of item. Makanya ada jurang pemisah disini.

Alasan lain karena designnya yang "nyeleneh" dibanding kompetitornya. Inovasi designnya luar biasa, out of the box. Masih ingat dgn 916 dgn design super seksinya lengkap dgn pro arm legendarisnya? Masih ingat juga dgn ducati supermono yang imut tp larinya kaya maling? masih inget juga dgn desmosedici RR (perfect replica dr moto GP)? Dan yang terbaru panigale dgn framelessnya? Design motor menjadi faktor yang sangat menentukan harga jual, karena utk mengembangkan semua teknologi itu, mereka butuh riset bertahun2 dan itu INVESTASI. Itulah salah satu alasan kenapa motor ducati jarang/lama ganti modelnya, beda dgn motor jepang yang kalau dirata2 tiap 2-3 tahun ganti body.

Mereka tidak segan2 juga memasang part2 highend di motornya, ducati tercatat satu2nya produsen yang tidak pernah memakai rem selain brembo di semua line upnya (meliputi kaliper, master, cakram), juga salah satu produsen yang terikat kontrak ekslusif dgn BREMBO group utk memasang velg brembo dan marchesini di velgnya (meskipun di beberapa negara, karena krisis ekonomi dlm 5thn belakangan speknya diturunkan ke ENKEI). Itu yang kasat mata, yang tidak kasat mata bisa kita "rasakan" di seluruh tubuh ducati. Saya akui, detail menjadi salah satu poin keunggulannya. Bagi yg bingung detail mana yg dimaksud, silahkan diliat triple tree, sambungan frame, bahan fork dan casenya, juga blok mesin.

2. Kenapa perawatannya mahal?
Alasan utama karena jalur distribusinya dikuasai oleh head quarter, dia tdk merekrut perusahaan rekanan utk membantu jalur distribusinya. Memang tujuannya bagus utk memastikan tidak ada pemalsuan, tp cilakanya harganya jd mahal. Jadi all item langsung dari ITALY.

Alasan lain karena dia tdk mass production. Karena motornya populasinya tdk sebanyak motor jepang, otomatis pabrik suku cadang juga membuat part gk sebanyak pabrik motor jepang. seperti kita tahu, makin sedikit volume product, harga jualnya akan mahal karena ongkos produksi hampir mirip antara banyak atau sedikit.

Untuk menservis part ducati (mesinnya), butuh tenaga ahli, kita gk bisa sembarangan otak atik mesinnya khususnya VALVE. secara umum, mesin ducati ada 2 macem, desmoquattro 4 valve dgn desmoduo 2 valve. Yang desmoquattro, lampu kuning deh klo udh 10 thn, sering sekali sy liat motor2 ducati desmoquattro nongkrong di bengkel cukup lama karena masalah valve yang gk beres2 dan sulit sekali "nyetel"nya. Paling sering sy liat 996 dan "keluargaya", he3, yg mengalami kerusakan ini. Utk informasi, dlm 20rb km pertama, ducati setidaknya harus servis valve-nya 2 kali, silahkan cek buku manualnya kalau kurang yakin.

Ducati juga sering sekali atau bisa dikatakan hampir semua pakai dry clutch, kopling model gini lbh cepet aus, khususnya utk kondisi stop and go dan banyak orang gk suka sama bunyinya yang TEK TEK TEK kaya motor rusak. Sepertinya ducati sudah sadar akan kelemahan ini, makanya utk motor2 ducati yg generasi baru, hanya 1198 hypermotard 1100, monster 1100, sm streetfighter aja yg masih pakai dry clutch. Sebagai catatan, dry clutch lebih keras (jauh) ketimbang wet clutch.

Regulator rectifiernya gk tahan lama (biasanya rusak di konektor)...lho gmn mas kiming tau? he3, sebulan sekali pasti ada aja customer saya pemilik ducati yang nanyain tu komponen pdhal motornya blm ada 5 thn. Sedangkan pemilik2 moge jepang yg kontak saya utk beli tu item umumnya buat ngganti motor mereka yg umurnya deket2 15 thn.

3. Lalu kenapa orang2 beli ducati bahkan di Indonesia termasuk sangat "diminati" dan gencar dipromosikan?
Karena ducati tidak hanya menjual motor, mereka menjual SOUL and PRIDE. ini tdk bisa dinilai dgn apa pun. Di negara berkembang seperti indonesia, GENGSI jadi salah satu hal terpenting, peluang yg bagus buat ducati. Buktinya apa klo GENGSI itu penting sekali di Indonesia??? Dengan pendapatan perkapita relatif rendah dibanding negara2 yg "seumuran", rakyat indonesia paling seneng GANTI HP, GANTI MOBIL/MOTOR, BELANJA DI LUAR NEGERI, DAN HUTANG2 YANG SIFATNYA KONSUMTIF......hayooo,,,ngaku gk? he3

Dan...kenapa Ducati harus jual lebih murah kalau dgn harga mahal pun, customer sudah rebutan utk beli.

Overall, motor jepang juga gk kalah kualitasnya, puluhan tahun dipakai gk ada masalah berarti, gampang diservis karena part engine rata2 stand alone dan gk perlu beli 1 set klo rusak, juga bisa saling tukar komponen antar model.

So, apakah Ducati masih jd motor idolamu????? Hanya kamu dan Tuhan yg tahu...
Kalau saya sih, dikasih juga mauuuuuu

Disadur dari Facebook Arief Setiawan / KIMING

Tidak ada komentar: