Rabu, 04 Juli 2012

3 Jam Waktu Optimal untuk Selamatkan Nyawa Pasien Stroke

Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak tiba-tiba terganggu. Berkurangnya aliran darah menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel otak. Banyak pasien stroke yang tak terselamatkan nyawanya karena terlambat mendapat penanganan medis.

Stroke bisa menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian. Stroke terdiri dari dua jenis yaitu stroke karena iskemik dan stroke pendarahan. Stroke karena iskemik terjadi bila salah satu cabang dari pembuluh darah di otak mengalami penyumbatan. Akibatnya, bagian otak yang seharusnya mendapat suplai darah akan mati karena tidak mendapat oksigen dan nutrisi.

Stroke jenis pendarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini sangat terkait dengan fluktuasi tekanan darah. Umumnya, stroke pendarahan terjadi saat tekanan darah seseorang sedang tinggi. Pada saat tekanan darah naik, pembuluh darah tersebut menjadi pecah.

Sama seperti serangan jantung, stroke bisa berbahaya jika tidak segera ditangani secara medis. Saat aliran darah ke otak turun, maka fungsi saraf akan terganggu. Pada kasus ini jaringan otak belum mati, namun mengalami gangguan. Gangguan yang terjadi secara berkepanjangan dapat menyebabkan kematian jaringan saraf.

Sebagai perbandingan, otak manusia hanya dapat bertahan tanpa oksigen untuk tidak rusak selama 4-6 menit. Namun otak akan rusak permanen jika tidak mendapat suplai oksigen selama lebih dari 10 menit. Oleh karena itu, pasien stroke sangat membutuhkan penanganan medis dengan segera.

"Stroke itu makin cepat ditangani makin cepat diselamatkan. Ada kesempatan pengobatan awal paling lambat 3 jam setelah muncul serangan. Setelah terserang stroke, biasanya ada beberapa penguatan yang harus dilakukan, tergantung dari tingkat keparahannya," kata Prof dr Teguh Ranakusuma, SpS (K), dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM ketika berbincang dengan detikHealth, Rabu (4/7/2012).

Masalah yang sering muncul adalah pasien seringkali terlambat dibawa ke rumah sakit. Penelitian menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gangguan pasca stroke bisa dicegah atau dipulihkan jika obat stroke yang berfungsi menghancurkan bekuan darah disuntikkan kurang dari 3 jam sejak terjadinya serangan.

Banyaknya kematian akibat stroke diduga karena keluarga tidak mengetahui gejala dan penanganan pasien stroke. Keluarga bahkan banyak yang baru membawa pasien stroke ke rumah sakit beberapa jam hingga sehari setelah serangan. Untuk pasien yang tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan, hal ini tentu menjadi sebuah masalah besar.

Dampak stroke tergantung pada lokasi penyerangan stroke di bagian otak dan tingkat keparahannya. Pasien yang berhasil selamat terkadang mengalami berbagai gangguan seperti kelumpuhan, penurunan kemampuan komunikasi, perubahan mental hingga depresi.

"Setelah terkena stroke, ada pasien yang mengalami kerusakan yang bersifat permanen dan ada juga yang sementara. Stroke pada dasarnya terjadi di jaringan saraf di otak. Saraf yang sudah mati tidak dapat dipulihkan lagi, jadi sifatnya irevesible," kata dr Teguh.
 
Source : detikhealth

Tidak ada komentar: