Meyakinkan manajemen di perusahaan atas
anggaran belanja marketing untuk setiap tahunnya tidaklah mudah.
Terlebih, di saat situasi ekonomi yang tak menentu seperti sekarang ini.
Alih-alih meminta anggaran belanja marketing tetap dipertahankan
jumlahnya seperti tahun sebelumnya, manajemen pasti akan menagih
marketers untuk menunjukkan ROI (Return of Investment) dari anggaran
marketing yang sudah digelontorkan.
Lantas,
bagaimana seharusnya marketers menghitung ROI dari setiap anggaran
marketing campaign yang sudah dikeluarkan? Andrew Beattie, seperti yang
dikutip dari Investopedia, menungkapkan bahwa cara yang paling dasar
untuk menghitung ROI dari setiap kampanye pemasaran adalah dengan
mengintegrasikan lini bisnis secara keseluruhan dalam satu perhitungan.
Hitungannya, ROI sama dengan pertumbuhan penjualan dikurangi biaya
pemasaran, kemudian hasilnya dibagi biaya pemasaran. Contohnya, jika
penjualan tumbuh sebesar $ 1.000 dan kampanye pemasaran biayanya $ 100,
maka ROI sama dengan 900%, yakni hasil dari ($ 1000 – $ 100) : $ 100.
Itu adalah contoh perhitungan ROI yang
sederhana. Namun, menurut Andrew, perlu diperhatikan pertumbuhan
penjualan tiap bulannya selama periode kampanye pemasaran berlangsung.
Artinya, perbandingan bulanan, khususnya penjualan di bulan sebelum
peluncuran kampanye, dapat membantu menunjukkan dampak lebih jelas dari
sebuah kampanye pemasaran.
Untuk menghitung ROI dengan
mempertimbangkan tren penjualan tiap bulannya, maka dapat menggunakan
rumus ROI sama dengan pertumbuhan penjualan dikurangi biaya pemasaran,
selanjutnya dibagi biaya pemasaran. Hasil dari itu semua, kemudian
dikurangi rata-rata pertumbuhan penjualan pada periode regular.
Contohnya, jika sebuah perusahaan
memiliki rata-rata 4% pertumbuhan penjualan regular dan mereka
menjalankan biaya kampanye pemasaran $ 10.000 dalam sebulan, dan
pertumbuhan penjualan untuk bulan itu adalah $ 15.000, maka ROI sama
dengan 46%. Angka itu hasil dari ($ 15.000 – $ 10.000) : $ 10.000 = 50% –
4% = 46%.
Setelah marketers memiliki perhitungan
yang cukup akurat, tantangan yang tersisa adalah periode waktu.
Lantaran, pemasaran bersifat jangka panjang, dimana prosesnya mengarah
pada pertumbuhan penjualan dari waktu ke waktu. Artinya, di awal bulan
saat kampanye dimulai mungkin saja penjualan masih sama atau rendah.
Namun, seiring berjalannya waktu dan kampanye mulai mengenai target
market, maka dampak kampanye terhadap penjualan mulai terlihat.
Tantangan lain adalah banyak kampanye
pemasaran yang dirancang dari sekadar menghasilkan penjualan. Alhasil,
mereka mendapatkan angka ROI yang lemah. Oleh karena itu, dalam
menghitung ROI patut mempertimbangkan pula brand awareness yang berhasil
diperoleh dari kampanye pemasaran. Brand awareness dapat dilihat dari
publikasi media maupun pembicaraan di media sosial.
Source : majalah Mix Marketing
by Dwi Wulandari in Marketing Strategy — 1 Jun, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar