Angka kematian akibat stroke di Indonesia naik dari tahun ke tahun.
Yang mengkhawatirkan, stroke saat ini tak hanya milik kaum tua saja,
melainkan juga mulai marak menjangkiti kaum muda. Hal ini membuat stroke
berhasil menempati posisi sebagai penyebab utama kematian yang
disebabkan penyakit non infeksi di indonesia.
Stroke adalah
kerusakan otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2008, jumlah penderita stroke
mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan populasi sekitar
211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke di
Indonesia.
Data yang berhasil dihimpun Kementerian Kesehatan dari
seluruh rumah sakit di Indonesia menemukan bahwa sebanyak 12 juta
penduduk Indonesia yang berumur di atas 35 tahun berpotensi terserang
stroke. Padahal dulu penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang
usianya sudah 55 tahun ke atas.
"Stroke paling banyak dialami
orang yang berusia 55 - 65 tahun. Semakin tua usianya, makin banyak
pembuluh darah yang tersumbat atau mengalami arteroskletrosis. Namun
kecenderungannya sekarang stroke juga sudah bisa menyerang saat usia 25 -
35 tahun, ini namanya stroke muda," kata Prof dr Teguh Ranakusuma, SpS
(K), dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM ketika
berbincang dengan detikHealth, Rabu (4/7/2012).
Pada
kaum muda, serangan stroke sangat berkaitan dengan gaya hidup serta
temperamen yang cenderung ambisus. Gaya hidup kaum muda yang disinyalir
memicu stroke adalah penggunaan obat perangsang, narkoba serta kebiasaan
merokok.
Mengonsumsi obat perangsang dan narkoba membuat aliran
darah menjadi meningkat. Sedangkan kebiasaan merokok menyebabkan
penumpukan kotoran di bagian dalam pembuluh darah atau aterosklerosis.
Kombinasi obat-obatan dan rokok ini sangat mudah memicu terjadinya
stroke.
Mengingat faktor risiko stroke adalah hipertensi dan
kolesterol, makanan junk food dan banyak berlemak ditengarai ikut memicu
prevalensi stroke di usia muda. Kesemua faktor di atas tak lepas dari
gaya hidup kekinian yang banyak diadopsi anak-anak muda, yaitu seks,
narkoba, rokok dan junk food.
Prof Teguh mengamati, yang paling
khas dari stroke usia muda ini adalah makin banyak temperamen
orang-orang muda yang mudah naik darah. Oleh karena itu, sistem
pendidikan sebaiknya dibenahi agar siswa didik memiliki gudang memori
yang lebih banyak. Dengan demikian, maka setiap masalah hidup dapat
dihadapi dengan cerdas.
"Kalau sekarang ini kita lihat anak-anak
muda memorinya pendek sekali. Hidup ini memang perlu ambisi, tapi jangan
lantas jadi ambisus. Stroke dan tekanan darah tinggi itu juga bisa
disebabkan banyaknya ketegangan dalam hidup," tutur Prof Teguh.
Selain
faktor gaya hidup, Prof Teguh juga menegaskan bahwa stroke pada usia
muda ini juga bisa disebabkan oleh genetik. Kalau seorang ayah atau ibu
sudah punya kecenderungan stroke, maka stroke bisa lebih cepat muncul
pada anak-anaknya. Untuk meminimalisir faktor risiko genetik ini, maka
orang yang berpotensi terserang stroke sebaiknya segera diarahkan untuk
menjalani pola hidup sehat.
"Stroke ini kan penyakit yang polanya
jelas sekali dan tiap orang sebenarnya punya potensi terkena stroke.
Untuk meminimalisir risiko stroke caranya yaitu mengubah pola hidup,
kurangi garam, hindari makanan berlemak, daging merah, perbanyak makan
sayur, buah dan minum air putih," tutur Prof Teguh.
Source : detikhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar