Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
tiba-tiba terganggu. Berkurangnya aliran darah menyebabkan kerusakan
atau kematian sel-sel otak. Banyak pasien stroke yang tak terselamatkan
nyawanya karena terlambat mendapat penanganan medis.
Stroke bisa
menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian. Stroke terdiri dari dua
jenis yaitu stroke karena iskemik dan stroke pendarahan. Stroke karena
iskemik terjadi bila salah satu cabang dari pembuluh darah di otak
mengalami penyumbatan. Akibatnya, bagian otak yang seharusnya mendapat
suplai darah akan mati karena tidak mendapat oksigen dan nutrisi.
Stroke
jenis pendarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak. Hal
ini sangat terkait dengan fluktuasi tekanan darah. Umumnya, stroke
pendarahan terjadi saat tekanan darah seseorang sedang tinggi. Pada saat
tekanan darah naik, pembuluh darah tersebut menjadi pecah.
Sama
seperti serangan jantung, stroke bisa berbahaya jika tidak segera
ditangani secara medis. Saat aliran darah ke otak turun, maka fungsi
saraf akan terganggu. Pada kasus ini jaringan otak belum mati, namun
mengalami gangguan. Gangguan yang terjadi secara berkepanjangan dapat
menyebabkan kematian jaringan saraf.
Sebagai perbandingan, otak
manusia hanya dapat bertahan tanpa oksigen untuk tidak rusak selama 4-6
menit. Namun otak akan rusak permanen jika tidak mendapat suplai oksigen
selama lebih dari 10 menit. Oleh karena itu, pasien stroke sangat
membutuhkan penanganan medis dengan segera.
"Stroke itu makin
cepat ditangani makin cepat diselamatkan. Ada kesempatan pengobatan awal
paling lambat 3 jam setelah muncul serangan. Setelah terserang stroke,
biasanya ada beberapa penguatan yang harus dilakukan, tergantung dari
tingkat keparahannya," kata Prof dr Teguh Ranakusuma, SpS (K), dokter
spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM ketika berbincang
dengan detikHealth, Rabu (4/7/2012).
Masalah
yang sering muncul adalah pasien seringkali terlambat dibawa ke rumah
sakit. Penelitian menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gangguan pasca stroke
bisa dicegah atau dipulihkan jika obat stroke yang berfungsi
menghancurkan bekuan darah disuntikkan kurang dari 3 jam sejak
terjadinya serangan.
Banyaknya kematian akibat stroke diduga
karena keluarga tidak mengetahui gejala dan penanganan pasien stroke.
Keluarga bahkan banyak yang baru membawa pasien stroke ke rumah sakit
beberapa jam hingga sehari setelah serangan. Untuk pasien yang tinggal
jauh dari pusat layanan kesehatan, hal ini tentu menjadi sebuah masalah
besar.
Dampak stroke tergantung pada lokasi penyerangan stroke di
bagian otak dan tingkat keparahannya. Pasien yang berhasil selamat
terkadang mengalami berbagai gangguan seperti kelumpuhan, penurunan
kemampuan komunikasi, perubahan mental hingga depresi.
"Setelah
terkena stroke, ada pasien yang mengalami kerusakan yang bersifat
permanen dan ada juga yang sementara. Stroke pada dasarnya terjadi di
jaringan saraf di otak. Saraf yang sudah mati tidak dapat dipulihkan
lagi, jadi sifatnya irevesible," kata dr Teguh.
Source : detikhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar