Sendi merupakan
daerah persambungan antar tulang. Sendi yang sehat memungkinkan kita
bergerak secara bebas dan aktif. Pada kondisi tertentu, sendi dapat
mengalami peradangan atau yang secara medis dikenal dengan nama
arthritis. Hingga kini, terdapat sekitar 200 jenis arthritis yang
diketahui. Artritis dapat dialami oleh setiap orang dari berbagai usia,
jenis kelamin, dan ras.
Secara umum gejala yang timbul pada
artritis hampir serupa, yakni sendi yang nyeri, bengkak, kaku, disertai
penurunan rentang gerak anggota tubuh. Akibatnya tubuh tidak dapat
bergerak bebas dan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, seperti berjalan kaki atau naik tangga. Gejala radang sendi
tersebut dapat hilang timbul, dalam derajat ringan, sedang, hingga
berat.
Dari beragam jenis arthritis, 4 tipe berikut merupakan jenis arthritis yang paling sering dialami, antara lain:
1. Osteoarthritis
Merupakan bentuk arthritis yang paling
sering dijumpai, terutama pada orang tua di atas 60 tahun. Seiring
dengan proses penuaan, kartilago (tulang rawan) yang merupakan bantalan
sendi akan menipis sehingga tulang akan saling bertemu atau bergesekkan,
lalu memicu rasa nyeri, bengkak, dan kaku.
Pada osteoarthritis derajat ringan dan sedang, penanganannya difokuskan pada beberapa hal berikut ini,
Fokus penanganan osteoarthritis:
- Menjaga kebugaran tubuh, dengan melakukan aktivitas fisik rutin yang diimbangi dengan istirahat
- Membantu penderita melakukan kegiatan fisik, dengan alat bantu ortosis.
- Menguatkan otot di sekitar sendi agar lebih kuat menopang beban tubuh
- Menjaga berat badan tetap ideal.
- Mengurangi peradangan dan nyeri,
dengan obat golongan anti-inflamasi, steroid intraartikular, atau dengan
kompres hangat (untuk mengurangi ketegangan otot) dan dingin
(mengurangi radang dan nyeri), serta menghindari gerakan repetitif pada
satu sendi.
Pada osteoarthritis derajat berat,
umumnya kegiatan fisik amat terbatas dan terjadi penurunan kualitas
hidup. Prinsip-prinsip penanganan yang telah disebutkan di atas dapat
membantu meringankan gejala, namun sering kali diperlukan penggantian
sendi tubuh melalui operasi.
Pengurangan risiko osteoartritis dapat
dilakukan sejak dini, yaitu dengan menjaga tubuh tetap aktif, menjaga
berat badan ideal, serta menghindari cedera dan gerakan repetitif yang
berlebihan pada satu sendi.
2. Rheumatoid Arthritis
Sistem imun tubuh berperan melindungi
tubuh dari hal-hal asing yang bersifat merusak, melalui proses
peradangan di mana terjadi perlawanan terhadap zat-zat asing tersebut.
Namun pada kasus rheumatoid arthritis, proses peradangan tidak terjadi
di tempat yang seharusnya dan justru menyerang sendi dan menyebabkan
peradangan pada sendi, memicu erosi dan kerusakan pada organ tubuh
lainnya. Hal ini merupakan proses autoimun, yang diyakini dipicu oleh
kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang dimaksud adalah merokok.
Pada kasus autoimun ini, dibutuhkan
deteksi dini dan terapi yang agresif agar tidak terjadi kerusakan lebih
lanjut. Penanganannya ditujukan untuk menekan proses peradangan dengan
golongan obat antiinflamasi non-steroid, Disease-Modifying Antirheumatic
Drugs (DMARD), serta fisioterapi atau operasi untuk memperbaiki
deformitas (perubahan bentuk) yang terjadi.
3. Septic Arthritis
Merupakan peradangan sendi yang dipicu
oleh kuman yang menginfeksi bagian tubuh tertentu, masuk ke dalam aliran
darah, kemudian masuk ke daerah sendi. Umumnya terjadi pada jaringan
sendi yang sudah mengalami kerusakan sebelumnya. Contoh organisme pemicu
infeksi antara lain bakteri Staphylococcus aureus, salmonella dan shigella (akibat keracunan atau kontaminasi makanan), chlamydia dan gonorrhea (akibat penyakit menular seksual), dan virus hepatitis B dan C.
Penanganannya ditujukan untuk mengatasi
infeksi dan mencegah perkembangan infeksi ke daerah sekitarnya dengan
pemberian antibiotik, aspirasi cairan sendi, atau drainase sendi yang
terinfeksi.
4. Artritis Pirai (Gout)
Purin adalah substansi alami yang
ditemukan di dalam sel tubuh dan dapat diperoleh dari makanan. Purin
berperan dalam struktur kimia gen tubuh makhluk hidup. Di dalam tubuh,
purin akan dipecah lebih lanjut menjadi asam urat.
Kadar asam urat yang berlebihan di dalam
tubuh dapat dikarenakan dua faktor: 1) Produksi yang berlebihan oleh
tubuh, dan 2) Gangguan pengeluaran asam urat dari dalam tubuh. Asam urat
dapat menumpuk dalam tubuh dan membentuk kristal asam urat pada sendi,
sehingga memicu rasa nyeri ketika sendi digerakkan. Apabila kadar asam
urat tidak segera diturunkan, dapat timbul penyakit kronik dan
kecacatan.
Penanganan ditujukan untuk mengembalikan
kadar normal asam urat dengan obat golongan penghambat xantin oksidase
(allopurinol) atau obat urikosurik. Untuk mengurangi nyeri dan
peradangan, bisa dengan obat antiinflamasi non-steroid dan diet rendah
purin.
Source : Klikdokter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar