Kamis, 22 Maret 2012

Memberi nama perusahaan

Apa nama usaha Anda? CV. Jaya Gemilang, PT. Maju Mundur, ataukah PT. Rindu Order? Awas.. hati-hati, jangan salah memberi nama usaha, ingatlah bahwa nama juga adalah sebuah harapan dan doa.

Umumnya pelaku usaha pemula menganggap nama hanyalah sekedar identitas usaha. Untuk membedakan dengan usaha orang lain yang sejenis, maka dibuatlah nama usaha. Terlebih di Indonesia, penamaan badan usaha jauh dari kreatif. Misalnya di industi jasa yang saya tekuni, umumnya nama perusahaan menggunakan kata-kata seperti ini: Mitra, Solusi, Informatika, Karya, Persada, Pratama, Citra, Abadi, Jaya, Lestari, dan sebagainya.

Terdengar akrab di telinga? Ya, karena umumnya nama perusahaan di Indonesia menggunakan tiga kata yang itu-itu saja, tinggal dibolak-balik.

Bagaimana di Negara yang lebih maju? Coba saja lihat perusahaan teknologi informasi yang terdepan saat ini. Namanya bisa Apple, bisa Microsoft, bisa Yahoo, bisa Google. Mungkin Anda membantah, ah, itukan merk atau brand, bukan nama usaha nya. Oh, tidak, perusahaan-perusahaan tersebut memang konsisten antara nama perusahaan dan nama merk. Apple memang memiliki nama Apple Computers, Microsoft memang bernama Microsoft Corporation. Lagipula, untuk apa juga membuat pelanggan pusing antara nama merk dengan nama perusahaan.

Apa akibatnya kita memilih nama usaha yang menggunakan kata-kata generik seperti yang sering dilakukan perusahaan Indonesia? Tentu saja usaha kita akan sulit untuk dikenal dan diingat. Apalagi jika produk yang dijual juga itu-itu saja, sama dengan yang lain. Sudah susah diingat, semakin mudah nama usaha kita dilupakan orang.

Lalu apakah ada tahapan yang seharusnya dilakukan untuk membuat sebuah nama usaha ataupun merk bisa menjadi besar, selalu diingat dan tidak sekedar nama? Tentu ada.. Berikut tahapannya:

Pertama. Merumuskan Konsep Dibelakang Nama

Ingat, nama dalam usaha adalah representasi alasan kehadiran kita di dunia usaha. Saya menyarankan untuk memulai dengan pertanyaan mendasar, apa sesungguhnya kemampuan utama usaha Anda? Jika berjualan makanan, maka Anda ingin berjualan makanan seperti apa? Apakah makanan Sunda, Barat, Chinese Food? Dan sebagainya. Kemudian Anda juga harus bisa menjawab, nilai apa kira-kira yang akan membuat pelanggan memilih produk yang dihasilkan usaha Anda ini? Apakah karena murah, apakah karena rasa makanan yang tidak bisa ditemukan ditempat lain, atau karena pengalaman hebat yang akan pelanggan alami jika menggunakan produk kita?

Dari dua hal itu saja sudah akan terbentang ide untuk merumuskan sebuah nama yang akan mudah diingat dan mewakili nilai yang ditawarkan oleh produk-produk yang dihasilkan usaha Anda. Misalnya usaha Anda akan menghasilkan produk busana muslimah yang anggun, cantik, dan syar’i, dengan nilai utama yang ditawarkan adalah keunikan dan kenyamanannya, maka Anda bisa memilih nama dengan arti yang kongruen dengan nilai yang ditawarkan tadi.

Kongruen tidak berarti harus sama atau sinonim, namun memiliki arti yang sejalan, tidak saling bertentangan dengan nilai yang ditawarkan. Misalnya dalam kasus usaha busana muslimah di atas, tidak kongruen kalau kita pilih nama yang artinya mengandung unsur maskulin, gagah, kasar dan sebagainya.

Kedua. Melakukan Komunikasi

Dalam memilih nama usaha ataupun merk, yang harus dipahami adalah nama tersebut akan dikomunikasikan. Dan dalam era informasi ini, komunikasi akan dilakukan tidak hanya kepada lingkungan tertentu, namun ke seluruh dunia.

Sehingga salah satu hal penting yang harus kita lakukan dalam melakukan pemilihan nama, adalah memastikan bahwa nama usaha yang kita berikan memiliki konotasi positif. Bisa jadi dalam bahasa Ibu kita, nama yang kita pilih sudah memiliki konotasi positif, namun ternyata di belahan bumi yang lain, nama tersebut mengandung konotasi negative.

Mengapa harus repot-repot memastikan? Sekalipun hari ini usaha Anda hanya melayani pelanggan lokal, jangan lupa bahwa di abad internet ini, interaksi dengan pelanggan di luar negeri hanya sebatas ‘klik’ sebuah perangkat mouse. Anda tidak pernah tahu. Bisa saja kehadiran usaha Anda melalui website, blog, ataupun jejaring sosial, suatu saat mencuri perhatian calon pelanggan dari luar negeri, dan Anda harus berinteraksi dengan mereka.

Riset yang Anda lakukan juga sekarang mudah dilakukan dengan adanya mesin pencari di internet.

Bagaimana jika menggunakan nama yang tidak memiliki arti, atau nama yang tidak memiliki konotasi apapun? Dapat saja dilakukan, namun Anda harus menciptakan deskripsi ataupun menambahkan “tag-line”. Sebagai contoh deskripsi adalah satu dua kata tambahan yang menggambarkan usaha yang Anda tekuni. Misalnya kata “Computers” di belakang Apple menggambarkan usaha yang ditekuni Apple, supaya tidak disalah-artikan.

Anda juga dapat memanfaatkan tag-line. Penjelasan berupa satu kalimat pendek yang selalu dicantumkan dibawah nama usaha Anda. Kalimat ini menggambarkan janji perusahaan Anda kepada pelanggan Anda, sehingga perumusannya juga harus dilakukan dengan cermat.

Selain nama dan tag-line, yang paling berpengaruh adalah komunikasi visual melalui logo dan warna. Karena Anda sudah memiliki konsep sebelum memilih nama usaha, maka pembuatan logo dan pemilihan warna perusahaan juga harus kongruen.

Misalnya contoh perusahaan busana muslimah seperti contoh sebelumnya, tentu logo dan warna yang dipilih harus sejalan dengan kemampuan utama perusahaan seperti yang ingin dibangun pada tahap penyusunan konsep.

Ketiga. Menjaga Nama

Tentu saja nama usaha kita tidak bekerja secara instan seperti sebuah ‘mantra’. Perlu sebuah upaya aktif supaya nama usaha kita semakin dikenal, bertahan dan semakin kuat dibenak pelanggan.

Semua itu dapat terjadi apabila ada totalitas tindakan yang mencerminkan nama yang kita bawa. Misalnya seseorang bernama ‘Rambo’ atau ‘Janggo’ tentu harapan yang muncul di benak kita orang tersebut akan bersikap macho, jagoan, penuh aksi. Bagaimana misalnya ternyata orang dengan nama tersebut bersikap gemulai? Tentu tidak sesuai harapan kita.

Demikian pula nama usaha yang sudah kita rumuskan dan komunikasikan. Sebaik apapun nama tersebut, maka pada akhirnya kita perlu buktikan melalui tindakan yang setiap hari dilaksanakan oleh segenap tim kita.

Keselarasan antara konsep yang dicita-citakan, komunikasi verbal dan visual, serta tindakan nyata. Itulah yang akan membangun nama usaha kita, sehingga kelak menjadi besar dan selalu dikenang. (FR).


Sumber : Detik.com

Senin, 12 Maret 2012

Material body kit

info ringan hari ini

1. Fiberglass
Jenis material paling gampang dibikinnya. terdiri dari glass fibers yang dipadu dgn material pengikat. Kelebihannya murah abis, enteng, dan gampang dibikinnya. Kelemahannya fragile alias gampang pecah. Di pasaran body kit dr bahan ini adalah yg paling murah (biasanya). Produk2 ma
de in china banyak skali yang berbahan ini.

2. PU alias polyurethane
dia salah satu produk turunan polymer dgn bahan dasar resin. Bahan inilah yang umumnya dipake sebagai bahan utama pembuatan body original motor alias OEM. Kelebihannya cukup lentur sehingga gk gampang pecah, tahan panas juga. Kelemahannya ya sedikit lbh berat drpd fiberglass dan harga juga bisa 2-3 kali lipat yg fiberglass.

3. Carbon fiber
Nah ini favorit saya, he3...jadi terdiri dari filamen2 carbon yang bentuknya dibikin lembaran2, bisa dicetak dgn molding dan dilapisi semacem coating berbahan dasar resin supaya kejar sifat kakunya. Kelebihannya? Gk usah ditanya deh ya, super kuat (buat mukul maling pasti KO), kekuatannya hampir sama dgn steel tp beratnya hanya seperlimanya. Material jenis ini disebut sebut sebagai material masa depan, karena bila kita bisa menemukan cara utk memproduksi barang2 dgn material ini more efficiently, tdk menutup kemungkinan di 2030 semua mobil/motor memakai bahan ini. Selain itu, ada hal yg bahan lain gk miliki, penampilannya keren abis sampe2 mayoritas pabrikan yg menjual body berbahan ini membiarkannya tidak di cat...dalam beberapa kasus dicat juga, tetapi biasanya tidak akan dicat tebel, karena motif carbonnya itulah yg jd daya tarik utama dan ciri body berbahan ini. Kelemahannya, mahal sekaliiii...hal itu karena proses pembuatannya sangat panjang dan ribet.

4. FRP composite
atau boleh disebut juga fiber reinforced polymer. Dia enteng tetapi lebih cenderung kaku mirip fiberglass tp kekuatan mirip poly urethane. Kalau saya disuruh kasih rating, mungkin bahan jenis ini sy tempatkan sejajar dgn polyurethane.

5. ABS
bahan ini yang akhir2 ini booming di pasaran. Karakternya mirip dgn FRP composite, hanya sedikit lebih fleksibel. Namun harga selevel dibawah FRP. Beratnya 11-12 dgn fiberglass. Kalau disuruh kasih rating, sy tempatkan bahan ini di posisi antara polyurethane dgn fiberglass. Ini bahan yg sy rekomendasikan bagi orang2 yang ingin membeli bodykit motor secara umum (tdk hanya moge). Harga masih masuk kategori murah, tp kekuatan beberapa step di atas fiberglass.


Disadur dari FB Arief Setiawan / Kiming